Jumat, 22 Februari 2013



Binatang Halal
          Binatang Halal adalah binatang yang diperbolehkan dikonsumsi dagingnya oleh manusia.Tetapi, binatang yang haram pun bisa menjadi halal, karena adanya kebutuhan mendesak ( darurat  ) dan boleh dimakan sebatas keperluannya. Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam surat  Al-Baqarah : 173 yang berbunyi :

Artinya :“ Barang siapa yang terpaksa, sedangkan ia tidak menginginkannya dan tidak pula melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
1.  Jenis-jenis Binatang Halal

a.  Binatang Darat ( Binatang Ternak )

Binatang darat yang halal di makan banyak jenisnya dari yang berkaki empat dan berkaki dua. Ciri-ciri binatang itu adalah tidak menjijikkan, tidak kotor, tidak membahayakan bagi orang yang memakannya. Seperti pada firman Allah SWT :



Artinya : “ dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Q.S. Al-Maidah : 1)
·         Belalang



Seperti yang dijelaskan dalam hadist riwayat Muttafaqun ‘alaih :


Artinya : “ Dari ibnu Abi Aufa r.a. Dia Berkata : Kami berperang bersama Rasulullah saw.Tujuh Kali Kami makan belalang.”( HR.Muttafaqun ‘alaih )

·         Kelinci

http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSJ2jNyWTgrnYH2lOBS_oWKjiJBngZ0889M1v3pLSGJV3tMlHyN

Seperti yang Dijelaskan dalam hadist riwayat Muttafaqun ‘alaih :


Artinya        :“Dari Anas r.a. tentang kisah kelinci, dia berkata: Lalu dia menyembelih dan pangkal pahanya dikirimkan kepada Rasulullah saw. Beliau menerimanya.”( HR.Muttafaqun ‘alaih )
·         Ayam
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4QS3MEXpSppZRgF35-86aOZQyg5W9hYSNtYzSjznPt7ENxYS2svOnLT87trLLdOqzpSzKHWtKJnnR29ixK9kcmglFlDFEE_lUGAK0G2r4Gwo1v2DRcZBUhJH-XdK_VZQI8iqA56NALQ/s1600/ayam+broiler_1.jpghttp://www.ayambangkok.com/files/default_files/earthquake1.jpg

Seperti yang Dijelaskan dalam hadist riwayat Bukhari dan Tirmidzi :


Artinya :“Dari Abu Musa r.a. ia berkata.“Aku pernah melihat Nabi saw. Makan ( daging ) ayam.”
( HR.Bukhari dan Tirmidzi )

·         Keledai Liar
 http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQGUAp23RjIpbfLq5uX_TNwS0_ZlPnwytwkSd296hAzqLTijch5ew
Seperti yang Dijelaskan dalam hadist riwayat Muttafaqun ‘alaih :



Artinya :“Dari Abu Qatadah r.a. mengenai kisah keledai hutan lalu Nabi saw. Makan keledai tersebut.”( HR. Muttafaqun ‘alaih )

·         Kuda
http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRAvuyh3ga6fRWRMVburlmBXwomNHy9VAv8aIlBAHEtsMehHbEZ
Seperti yang Dijelaskan dalam hadist riwayat Muttafaqun ‘alaih :

Artinya:“Dari Asma’ binti Abu Bakar r.a. dia berkata : Pada masa Rasulullah saw. Kami menyembelih kuda, lalu kami makan.”( HR. Muttafaqun ‘alaih )

2. Binatang buruan
Seperti Kijang,Rusa merupakan binatang buruan yg halal untuk di konsumsi bagi manusia, Dalam menembak binatang buruan harus lah orang islam, pelurunya tajam supaya binatang tersebut tidak merasakan sakit ketika terkena peluru tersebut.
Gambarnya :
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRGCy_S9JctMm8pmqjiW_MZ7Y9qE-HTJtZZ-rRJCr_G0ghjUa6S
Hal ini dijelaskan dalam surat Al-Maidah : 2 yang berbunyi :

Artinya   :“Dan apabila kamu telah menyelesaikan ihram, maka bolehlah kamu berburu.”( Surat Al-Maidah  : 2 )

3. Binatang Buruan dari Laut
Semua bintang laut itu halal. Tidak ada yang diharamkan, kecuali binatang laut tersebut tidak manfaat bagi kesehatan kita. Baik ia  diburu, ditangkap, atau didapati dalam keadaan mati, ditangkap oleh orang muslim atau nonmuslim.

Hal ini dijelaskan dalam surat Al-Maidah 5 : 96


Artinya        :“Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan ( yang berasal ) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang yang dalamperjalanan..”( Q.S. Al-Maidah 5 : 96 )
Yang dimaksud dengan binatang buruan laut adalah binatang yang diperoleh dengan jalan usaha seperti mengail, memukat dan sebagainya.Termasuk juga dalam pengertian laut disini  ialah  sungai, danau, kolam dan sebagainya.Sedangkan makanan yang berasal dari laut maksudnya adalah ikan atau binatang laut yang diperoleh ddengan mudah, karena telah mati terapung atau terdampar di pantai dan sebagainya.     
Ada banyak manfaat daging dari binatang halal, diantaranya adalah :
1.     Menyehatkan jasmani dan rohani.
2.    Menambah rasa syukur kita kepada Allah SWT.
3.    Mencerdaskan pikiran.
4.    Mendekatkan diri kepada Allah SWT.
















Binatang Haram


Binatang haram adalah binatang yang tidak diperbolehkan untuk di kunsumsi dagingnya oleh manusia.
1. Jenis-jenis binatang Haram
a.    Haram karena nasnya, baik dari al-qur’an maupun hadist, yaitu :
http://putrahermanto.files.wordpress.com/2009/12/pig-6-iaariubxlx-1680x1050.jpg
1)    Babi, sebagimana firman Allah :


Artinya :“Diharamkan bagimu ( memakan ) bangkai, darah, daging babi.”( Q.S. Al-Maidah : 3).

2)  Himar ( Keledai ) jinak

http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRxcsXHD1gI1131bP2kkwh3RXdLofNaP45bgsHKB56w1oWDWiFQLQ


Hal ini dijelaskan dalam Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim :

Artinya :“Dari jabir bahwa Nabi Muhammad saw.telah melarang daging himar jinak.” ( H.R. Bukhari dan Muslim )                                                                      
3)  Binatang buas yang bertaring

http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTYQ3eIbO8G4tU7PewmO6UH9JURuzFkWMobD1MxK1CRCtwbPKLM
Hal  ini dijelaskan dalam hadis riwayat Muslim dan Tirmzi :

Artinya:“Sesungguhnya Rasulullah saw.bersabda:“Tiap-tiap binatang buas yang mempunyai taring haram dimakan.”( H.R. Muslim dan Tirmizi )

4)  Burung yang berkuku tajam dan berparuh kuat

http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTsdWgXXfFPYTDXlDlMXKx-ZODeyirEKzGEAx6mcPcn4N5gIqB9Lg
Hal  ini dijelaskan dalam hadis riwayat Muslim :


Artinya :“Rasulullah saw.melarang ( memakan ) tiap-tiap burung yang mempunyai kuku tajam.”(  H.R. Muslim )

b.  Haram karena kita diperintahkan untuk membunuhnya, yaitu ular, burung gagak, tikus, anjing buas dan burung elang.

http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ8pHvY-408LeVILxCFgD6WeU3IIJT47ET8RNFDOYImknLxH8BT

Dalam hadis dikatakan :



Artinya :“Lima macam binatang yang jahat adalah hendaklah dibunuh, baik di tanah halal maupun di tanah haram, yaitu ular, burung gagak, tikus, anjing buas, dan burung elang.”( H.R. Muslim )

c.  Haram karena kita dilarang untuk membunuhnya,yaitu semut, tawon, burung hud-hud dan burung suradi.

http://www.anneahira.com/images/topic/burung-hud-hud.jpg
Dalam hadis dikatakan :


Artinya :“Dari ibnu Abbas Nabi saw telah melarang membunuh empat macam binatang, ( yaitu ) semut, lebah, burung hud-hud dan burung suradi.

d.   Haram karena keadaan menjijikkan, keji, atau kotor.
Sebagai ulang menyebutnya hasyarat, yaitu binatang bumi yang kecil-kecil dan kotor, misalnya ulat, kutu anjing, kutu busuk, cacing, intah, lalat, lebah, laba-laba, nyamuk, kumbang, dan sejenisnya.
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTH7Te7Ynfex7pHnOdYqzxNkc0tjTfVqobJVKUKu99uz4aC9NP87A
Allah befirman :

Artinya :“Dan  menghalalkan bagimereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.”(Q.S. AL-A’raf  : 157)
Untuk binatang yang hidup di dua alam binatang amfibi yang kotor, juga termasuk binatang yang dilarang membunuhnya, sudah tentu haram pula memakannya.


2. Bahaya dari Binatang Yang di Haramkan

a.    Menjauhkan diri dari rahmat Allah.
b.    Menjerumuskan seseorang dalam perbuatan dosa dan mengotori kesucian jiwa.
c.    Mengakibatkan amal ibadah ditolak dan doa ditolak Allah swt.
d.    Mendapat ancaman dan balasan dari Allah berupa siksaan di akhirat.
e.    Dapat merusak tubuh.
f.    Mempengaruhi kesehatan mental manusia.

















TUGAS AGAMA ISLAM
KLIPING BINATANG HALAL DAN HARAM

D
I
S
U
S
U
N

OLEH          : 1. Yudi Arifandi
                  2. Zio Andari Rahman
  3. Ribi Akbar
  4. Sindu Nugroho
KELAS        : VIII1

TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
SMP NEGERI 3 PEKANBARU














Manusia Satu Kata
cast)
Hari yang cerah. Raja Mahendra pergi ke hutan untuk menguji kemampuannya berburu. Ia melarang para pengawal mengikutinya masuk ke hutan. Di tengah hutan, tampak seekor kijang asyik makan rumput. Raja Mahendra langsung membidik anak panahnya.
Ah, kijang itu berhasil melarikan diri. Raja Mahendra mengejarnya. Namun ia terperosok masuk ke lubang yang cukup dalam. Ia berteriak sekeras-kerasnya memanggil para pengawal. Namun suaranya lenyap ditelan lebatnya hutan. Selagi Raja Mahendra merenungi nasibnya, ia terkejut melihat seseorang berdiri di tepi lubang.
“Hei! Siapa kau?” tanya Raja. Orang itu tak menjawab. “Aku Raja Mahendra! Tolong naikkan aku!” pintanya dengan nada keras. “Tidak!” jawab orang itu. Raja menjadi geram. Ia ingin memanah orang itu. Namun sebelum anak panah melesat, orang itu lenyap. Tak lama kemudian, jatuhlah seutas tali. Raja mengira itu pengawalnya. Namun, ternyata orang tadi yang melempar tali.
“Jadi kau mau menolongku?”
“Tidak!” jawabnya lagi. Raja menjadi bingung. Katanya tidak, mengapa memberi tali? Apa boleh buat, yang penting orang itu mau menolongnya. Raja Mahendra berhasil naik. Ia mengucapkan rasa terima kasih.
“Maukah kau kubawa ke kerajaan?” tawar Raja.
“Tidak!” jawab si penolong.
“Kalau tidak mau, terimalah beberapa keping emas.”
“Tidak!” jawabnya lagi, tetapi tangannya siap menerima.
Akhirnya Raja Mahendra sadar, bahwa orang itu hanya bisa bicara satu kata. Yaitu tidak. Walau berkata tidak, orang itu dibawa juga ke
kerajaan. Sampai di kerajaan Raja Mahendra memanggil Patih.
“Paman Patih, tolong berikan pekerjaan pada manusia satu kata ini. Ia hanya bisa berkata, tidak.”
“Mengapa paduka membawa orang yang amat bodoh ini?”
“Walau bodoh, ia telah menolongku ketika terperosok lubang.” Patih berpikir keras. Pekerjaan apa yang sesuai dengan orang ini.
Setelah merenung beberapa saat, Patih tersenyum dan berkata, “Paduka kan bermaksud mengadakan sayembara untuk mencari calon suami bagi sang putri. Tetapi sampai kini Paduka belum menemukan jenis sayembaranya.”
“Benar Paman Patih, aku ingin mempunyai menantu yang sakti dan pandai. Tetapi apa hubungannya hal ini dengan sayembara?”
“Peserta yang telah lolos ujian kesaktian, harus mengikuti babak kedua. Yaitu harus bisa memasuki keputren dengan cara membujuk penjaganya.”
“Lalu, siapa yang akan dijadikan penjaga keputren?”
Manusia satu kata itu, Paduka.”
“Lho, ia amat bodoh. Nanti acara kita berantakan!”
“Percayalah pada hamba, Paduka.”
Pada hari yang ditentukan, peserta sayembara berkumpul di alun-alun. Mereka adalah raja muda dan pangeran dari
kerajaan tetangga. Di babak pertama, kesaktian para peserta diuji. Dan, hanya tiga peserta yang berhasil.
Ketiganya lalu dibawa ke depan pintu gerbang keputren. Patih memberi penjelasan pada mereka. Nampaknya mudah. Mereka hanya disuruh membujuk penjaga keputren sehingga dapat masuk keputren.
Peserta hanya boleh mengucapkan tiga pertanyaan.
“Penjaga yang baik. Bolehkah aku masuk keputren?” tanya peserta pertama.
“Tidak!” jawab si
manusia satu kata.
“Maukah kuberi emas sebanyak kau mau, asal aku diperbolehkan masuk?”
“Tidak!”
Pertanyaan tinggal satu.
“Kau akan kujadikan Senopati di kerajaanku, asal aku boleh masuk.”
“Tidak!” ujar si
manusia satu kata.
Peserta pertama gugur. Ia mundur dengan lemah lunglai. Peserta kedua maju. Ia telah menyusun pertanyaan yang dianggapnya akan berhasil,
“Penjaga, kalau aku boleh masuk keputren, kau akan kunikahkan dengan adikku yang cantik. Setuju?” pertayaan pertama peserta kedua.
“Tidak!”
“Separoh
kerajaan kuberikan padamu, setuju?”
“Tidak!”
“Katakan apa yang kau inginkan, asal aku boleh masuk.”
“Tidak!”
Peserta kedua pun mundur dengan kecewa. Mendengar percakapan dua peserta yang tak mampu masuk keputren, Raja Mahendra tersenyum puas. Pandai benar patihku, katanya dalam hati.
Peserta terakhir maju.
Semua penonton termasuk Raja Mahendra memperhatikan dengan seksama. Raja muda itu tampak percaya diri. Langkahnya tegap penuh keyakinan.
“Wahai penjaga keputren, jawablah pertanyaanku baik-baik. Tidak dilarangkah aku masuk keputren?” tanyanya dengan suara mantap. Raja Mahendra, Patih, dan penonton terkejut dengan pertanyaan itu.
Dengan mantap pula penjaga menjawab.
“Tidak!” Seketika itu sorak-sorai penonton bergemuruh, mengiringi kebehasilan peserta terakhir. Si raja muda yang gagah lagi tampan. Raja Mahendra sangat senang dengan keberhasilan itu. Calon menantunya sakti dan pandai.
Sayembara usai. Manusia satu kata berjasa lagi pada Raja Mahendra. Ia dapat menyeleksi calon menantu yang pandai. Walau bodoh, Raja Mahendra tetap mempekerjakannya sebagai penjaga keputren.

Sumber Cerita: Oleh Mujinem (Bobo No. 40/XXVII)